MALAM KOMPAK DAN KREATIF DARI SOB SESSION DI HITA COFFEE

Jurnal Musik Bali
5 min readNov 18, 2020

--

Kolektif merangsang kreatif, betapa sering tercetus gagasan brilian kala dilakukannya proses pengerjaan bersama-sama. Bahkan suatu hal yang terasa buntu tak jarang menemukan akses baru yang lancar ketika dieksekusi dengan sebuah kerja sama. Seperti kolaborasi yang dilakukan antara SOB Session X Hita Coffee, dalam acara yang bertajuk “Creative People — SKS (Salam Kompak Selalu)”. SOB Session adalah sebuah event organizer yang bergerak di bidang kreatif khususnya musik, melaui temanya kali ini ingin menyampaikan pesan bahwa menjadi pelaku di industri kreatif harus bisa selalu kompak dan saling mendukung satu sama lain. Mereka adalah penggagas terciptanya acara yang berlokasi tempat di Hita Coffee Jalan Sutomo Nomor 4 Denpasar Utara, tepat pada hari Sabtu 14 November 2020 lalu. Selain menampilkan pertunjukan musik, terdapat juga aksi live painting dan sejumlah lapak dagang yang menambah ramainya antusias pengunjung. Apa saja yang mereka tawarkan serta bagaimana aksi panggung para musisi yang tampil? Mari ikuti ulasan gigs report berikut!

Foto oleh : klisesenja

Pukul 19:00 wita suasana coffee shop telah ramai disebari pengunjung, terlihat ada barisan yang tangah mengatri pesanan, ada yang duduk sambil mengobrol satu sama lain, ada juga yang asyik berkerumun demi berburu produk lapak yang digelar. Dari sudut lapak menawarkan berbagai jenis dagangan yang tentunya menggoda untuk dihampiri, diisi oleh: Bali Record And Merchandise (BRAM), Lapak Djaja Roekoen, OzzyArt, Lentera Bali, Jual Cupang, Rawpovver, Secondstuff dan Free Drinking Water. Terlihat beberapa pengunjung mengantongi buah tangan hasil buruan yang mereka telah pilah-pilih. Tak lama kemudian sudut panggung bersiap menampilkan hiburan malam ini, perhatian mulai terpusat pada halaman Hita Coffee yang dipermak menjadi sebuah mini stage.

JASCHA RIRIHENA, menjadi musisi pembuka pada pukul 19:10 dengan alunan musik rhythm and blues (r&b) yang tenang di tengah lalu lalangnya kendaraan melintas di sisi jalan raya. Memiliki sederetan musisi yang mempengaruhi rasa dalam karya-karyanya seperti: STEVIE WONDER, MICHAEL JACKSON, BRUNO MARS dan lain-lain, membuat Ia menghasilkan sajian musik yang matang. Salah satu single yang dibawakan malam ini berjudul “butterfly”, tipikal jazz/r&b yang menonjolkan penjiwaan suara dan ritme beat lamban, namun dapat mengilaukan perasaan. Ia cukup sering menggunakan teknik falsetto pada nada-nada tinggi dan improvisasi berliku yang menambah kenyamanan ketika menikmati lagu-lagunya.

Dilanjutkan oleh FRANDO HUTABARAT pada pukul 19:50, solois yang berbekal gitar akustik dan memainkan musik folk yang terasa dekat dengan kehidupan rakyat. Musisi asal Medan yang kini telah tinggal dan menetap di Bali ini, nampak guyub dengan tema lagu serta barisan lirik yang mengisahkan sejumlah potret dari denyut kehidupan sehari-hari di masyarakat. Seperti beberapa lagu yang dibawakan diantaranya berjudul “Kisah Pak Harto” tentang lelaki yang memenangkan sebuah taruhan togel untuk biaya anak kuliah dan kebutuhan rumah, serta lagu berjudul “Jangan Berhenti” yang mencoba menguatkan keteguhan pendirian untuk jangan berhenti karena pasti akan tiba saatnya sampai di tujuan.

Penulis oleh Gungwah Alit

Pukul 20:20 berganti penampil, telah sedia NONEKOS yang beranggotakan 4 personil yaitu Fahd (vocal/rhythm), Amri (lead guitar/backing vocal), Norman (bass) dan Ilham (drum). Membawakan lagu-lagu bernuansa pop alternatif, band pendatang baru dari Bali Timur tepatnya kota Amlapura ini semakin mengangkat euforia pengunjung yang terus berdatangan, melaui lagu-lagu berjudul “Anugerah Terindah Dari Tuhan”, “Pelipur Lara”, “Lagu Kisah”, “Dua Negara” dan lain-lain. Judul terakhir merupakan single terbaru mereka yang telah dilepas dalam format video klip resmi, “Dua Negara” menangkap fanomena dari setiap pasangan kekasih yang harus bertukar kabar melaui saluran udara (telepon) di masa pandemi saat ini, karena berbagai keterbatasan untuk saling bertemu, termasuk kendala jarak dari 2 negara yang berbeda.

Semakin malam waktu menunjukkan pukul 21:10 yang berlanjut menampilkan MOONGLADE. Band yang baru saja menginjak usia 1 tahun ini cukup padat melalui jadwal mereka dari panggung satu ke panggung lainnya, sebelum panggung acara musik terhenti di awal tahun 2020 kemudian perlahan mulai bangkit kembali saat ini. Mereka telah merilis EP yang bertajuk “Vol. 1; Aku” yang sudah dapat kalian nikmati di berbagai platform digital. Membawakan lagu yang secara keseluruhan bertemakan asmara dan kisah yang berkaitan satu sama lain, mereka membuat suasana kembali intim. Paduan petikan gitar dengan dentingan keyboard mendominasi hawa penampilan mereka, barulah instrumen lainnya seperti bass, drum, cylophone dan lain-lain meramaikannya. Menghadirkan seorang biduanita sebagai pengisi vokal yang khas dengan suara lembutnya nampak menyegarkan telinga dan mata kaum adam yang menyaksikan. Jalan Raya Sutomo cukup padat malam ini, MOONGLADE seakan menemani pemandangan ramainya kendaraan yang melintas dengan nada-nada manis yang dapat menyentuh hati pendengarnya.

Sampailah pada pengisi acara yang terkahir, tepat pukul 22:00 THE MUNCHIES hadir dengan formasi duonya, Joe pada gitar dan vokal serta Aweng pemetik gitar dan banjo yang juga mengisi suara latar. Penampilan mereka yang sederhana namun berkarakter kuat dengan rambut gondrong keduanya, seperti memberi jaminan dari permainan musikalitas yang apik. Benar saja, THE MUNCHIES sukses membakar gairah penonton di malam yang cukup gerah ini, seperti yang terjadi di hari-hari belakangan saat ini. Permainan seni petik keduanya cukup memukau, apalagi dengan sesekali memberikan part melodi yang menonjol dari suara khas banjo yang mampu membuat audience bertepuk tangan. Suara vokal Joe juga berperan penting di dalamnya, mengingatkan pada sebuah suasana alam pedesaan yang sejuk dan tentram kala menikmatinya sambil berkhayal mengawang. Beberapa single andalan pun dibawakan seperti “Ga Ada Yang Engga”, “Strong Like A Lion”, “Freedom” dan lain-lain, cukup memberi klimaks yang membayar kepuasan bagi pengunjung yang telah hadir.

Acara SOB Session yang berlangsung di Hita Coffee lalu telah berjalan lancar dan menghibur. Cukup bervariatif menghadirkan hiburan yang mengundang antusias para remaja milenial, dari musik, live painting dan berbagai lapak dagangan. Semoga kolaborasi yang terjalin akan terus berkelanjutan dan melibatkan pihak pegiat seni serta pengusaha independen yang lebih meluas. Selamat untuk suksesnya acara kemarin, tetap kompak dan kreatif seperti tajuk acara kalian yaitu “Creative people — SKS (Salam Kompak Selalu)”!

--

--

Jurnal Musik Bali
Jurnal Musik Bali

No responses yet